EDUKASI TENTANG KECUKUPAN ASI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI BPM ROSITA KOTA PEKANBARU
Abstract
Diperkirakan balita yang mengalami stunting di dunia sebanyak 22,9%, namun angka ini sudah mengalami penurunan pada tahun 2017 sebesar 22,2%, meskipun kejadian stunting ini mengalami penurunan, tetapi belum mencapai standar yang sudah ditetapkan oleh WHO yaitu 20% (Kementerian Kesehatan, 2018). Ada berbagai faktor yang menyebabkan Indonesia menjadi peringkat ke tiga tertinggi di ASEAN yang menyandang balita stunting, yaitu faktor langsung dan tidak langsung, faktor langsung yang berhubungan dengan stunting, antara lain berat badan lahir rendah (BBLR), tidak ASI Eksklusif, asupan gizi yang tidak sesuai, status kesehatan anak atau penyakit infeksi, imunisasi yang tidak lengkap, dan faktor genetik (Francisco, Ferrer, & Serra-majem, 2017). Faktor-faktor permasalahan terkait pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia antara lain, sebagian ibu mengatakan bahwa ASI nya keluar sedikit atau tidak keluar dan akhirnya diganti dengan susu formula, masih banyak tenaga kesehatan ditingkat layanan yang belum peduli atau belum berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI ekslusif, Kemudian masih sangat terbatasnya konselor ASI dan belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu menyusui tentang kecukupan produksi ASI. Solusi dari permasalahan yang dihadapi masyarakat khususnya ibu menyusui yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang pemberian edukasi kecukupan ASI. Luaran yang ditargetkan dari kegiatan PKM ini adalah terjadinya peningkatan pengetahuan ibu menyusui mengenai kecukupan produksi ASI.
Downloads
References
Aridiyah FO, Rohmawati N, Ririanty M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). e-Jurnal Pustaka Kesehat. 2015;3(1):163-170. doi:10.1007/s11746-013-2339-4
Aryu C, Niken P, Susanto J. Risk Factors of Stunting among 1-2 Years Old Children in Semarang City. Med ndonesia. 2011;Vol 45 No.
Kusuma KE. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun (Studi Di Kecamatan Semarang Timur). J Nutr Coll. 2013;Vol 2 No.:524.
Kemenkes R. Ini Penyebab Stunting pada Anak. 2018. http://www.depkes.go.id/article/view/18052800006/ini-penyebab-stunting pada anak.html.
Kemenkes R. Situasi Balita Pendek. Jakarta: Kemenkes RI; 2016
Kumar, A. dan V. K, Singh. 2015. A Study of Exclusive Breastfeeding and Its Impact on Nutritional Status of Child in EAG States. Journal of Statistics Applications & Probability 4(3): 435-445. Http://Www.Naturalspublishing.Com/Files/Published/00njz66q931a56.Pdf.
Francisco, J., Ferrer, L., & Serra-majem, L. (n.d.). Factors Associated with Stunting among Children, 1–16. https://doi.org/10.3390/nu9050491
Masithah T. S, Martianto D. Hubungan Pola Asuh Makan Dan Kesehatan Dengan Status Gizi Anak Batita Di Desa Mulya Harja. Media Gizi Kel. 2005;29(2):29-39.
Ni’mah K, Nadhiroh SR. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Media Gizi Indones. 2015;Vol. 10(No. 1):hlm. 13–19.
Warsini KT, Hadi H, Nurdiati DS. Riwayat KEK dan anemia pada ibu hamil tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet. 2016;4(1):29. doi:10.21927/ijnd.2016.4(1).29-40
WHO. Global strategy for infant and young child feeding. 2003:1–30.
WHO (World Health Organization). WHA Global Nutrition Targets 2025: 61 Stunting Policy Brief. Geneva: World Health Organization https://www.who.int/nutrition/publications/globaltargets2025_policybrief_s tunting/en/.
Zaif, RM. Wijaya, M, Hilmanto, D. (2016). Hubungan Antara Riwayat Status Gizi Ibu Masa Kehamilan dengan Pertumbuhan Anak Balita di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Jsk. Volume 2 No 3. hal 156-163]

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.