Perbandingan Kinerja dan Harga Struktur Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Sistem Ganda Gedung 12 Lantai

  • M. Fathin Ramadhan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
  • Nurul Rochmah Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
  • Bantot Sutriono Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Abstract

Indonesia memiliki populasi sebesar 286,6 juta jiwa, menjadikannya negara terpadat ke-4 di dunia, yang menciptakan tantangan dalam memenuhi kebutuhan ruang, terutama di kawasan perkotaan. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah pembangunan gedung bertingkat guna menyediakan hunian atau akomodasi, namun struktur tersebut memerlukan perhatian khusus terhadap pengaruh beban gempa untuk memastikan kestabilan dan keamanan bangunan. Metode seperti pushover analysis sering digunakan untuk menganalisis kinerja struktur terhadap beban lateral atau gempa. Selain itu, pemodelan menggunakan perangkat lunak seperti Autodesk Revit memungkinkan perhitungan volume material yang lebih akurat, sehingga biaya konstruksi dapat direncanakan secara efisien. Efisiensi biaya menjadi salah satu faktor utama yang harus diperhatikan, selain aspek ketahanan gempa. Penelitian ini bertujuan membandingkan level kinerja struktur serta biaya antara Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) 12 lantai dan struktur dengan dinding geser (Sistem Ganda) 12 lantai. Berdasarkan analisis pushover, kedua sistem menunjukkan kinerja pada kategori Immediate Occupancy (IO), namun hasil perbandingan harga dan volume material menunjukkan bahwa Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) memiliki biaya yang lebih tinggi sebesar 25,43% dibandingkan Sistem Ganda.

Published
2024-12-30
How to Cite
RAMADHAN, M. Fathin; ROCHMAH, Nurul; SUTRIONO, Bantot. Perbandingan Kinerja dan Harga Struktur Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Sistem Ganda Gedung 12 Lantai. PROSIDING SENADIKA : Seminar Nasional Akademik, [S.l.], v. 1, n. 1, p. 876-886, dec. 2024. Available at: <https://www.unars.ac.id/ojs/index.php/SENADIKA/article/view/5905>. Date accessed: 26 july 2025.